Selasa, 29 November 2011

MUHAMMADIYAH DAN MODERNISASI DUNIA PENDIDIKAN


 
A.     Pengertian Modernisasi
Sebelum menjelaskan lebih jauh sebelumnya kelompok kami akan membahas lebih dahulu pengertian modernisasi. Modernisasi diartikan sebagai perubahan -perubahan masyarakat yang bergerak dari keadaan yang tradisional atau dari masyarakat pra modern menuju kepada suatu masyarakat yang modern.

            Misi utama Muhammadiyah adalah pembaharuan (tajid) pemahaman agama .pembaharuan dalam arti modernisasi ialah bila tajid itu sasarannya mengenai masalah metode ,sistem,teknik ,strategi,taktik perjuangan dll yang sebangsa itu sifatnya berubah ubah disesuaikan dengan situasi dan kondisi /ruang dan waktu .

B.     Latar Belakang munculnya pembaharuan modernisasi dunia pendidikan islam
            Umat Islam di Indonesia sudah sejak lama memiliki lembaga pendidikan yang spesifik Agama yaitu Pesantren. Namun demikian perlu diakui bahwa penyelenggaraan pendidikan Agama model pesantren tersebut nampaknya sampai menjelang Abad ke-20 boleh dikatakan tidak ada pengembangan sistem sama sekali. Katakanlah, penyelenggaraan pendidikan agama di pesantren berlangsung tidak ada perubahan apapun.
            Substansi Keilmuan yang dipelajari di pesantren sama sekali tidak bergeser dari pelajaran keagamaan semata-mata “Pelajaran Agama” yang dimaksud disini adalah membaca Al-Quran, Mempelajari kitab dan pembinaan dalam mengamalkan dan menghayati keberagaman islam. Ilmu dari kriteria diatas dianggap “bukan ilmu Agama” melainkan dianggap sebagai ilmu Umum , ilmu duniawi, bahkan Ilmu kafir. Karena itu ilmu-ilmu di pesantren tidak berkembang, terutama kalau dikaitkan dengan kebutuhan nyata dalam kehidupan sehari-hari yang menyangkut kemajuan ekonomi, politik, kebudayaan, pertahanan dan sebagainya.
            Sistem pendidikan di pesantren juga tidak ada kemajuan , apalagi inovasi. Di Pesantren hanya dikenal pengajaran secara Halaqah, yaitu pemberian pelajaran secara berkelompok dengan cara para santri duduk melingkari tempat duduk kyai, dalam proses belajar itu sering disebut bandongan, sorongan dan wetonan. Dalam Bandongan, seorang santri membaca kitab yang dipilih  sendiri didepan seorang kyai. Sorongan merupakan cara belajar yang dilakukan santri dengan mengajukan sebuah kitab yang dipilih sendiri oleh si santri untuk dikaji didepan kyai, serta wetonan yaitu pengkajian kitab tertentu yang dipilih sendiri oleh para kyai pada bulan-bulan tertentu atau untuk di tujukan kepada santri tertentu yang dianggap sebagai santri pilihan yang layak mendapat tambahan pengetahuan agar lebih maju kemampuannya dibandingkan dengan rata-rata santri yang ada.
            Tujuan pembelajaran setelah melihat pembahasan diatas tidak berubah, bahkan literature yang dipelajari juga tidak berubah, baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya.  Sehingga kesimpulan yang dapat diambil merupakan latar belakang munculnya pembaharuan modernisasi dunia pendidikan islam yaitu:
·         Pertama, pembaharuan pendidikan Islam di Indonesia dimulai dari kegelisahan banyak tokoh pendidikan Islam terhadap kaum muslimin yang sangat terbelakang, khususnya di bidang pendidikan, di mana wawasan intelektual menjadi semakin sempit dan pelajaran hanya pada masalah teologi.
·         Kedua, pembaharuan pendidikan Islam juga muncul ketika ada masalah antara sekolah formal dengan sekolah informal. Sekolah formal pada masa kolonila Belanda adalah sekolah bentukan pemerintah Belanda. Diluar sekolah formal ada pesantren, dayah, surau dan nggon ngaji yang merupakan tempat belajar membaca Al-Quran yang bertempat di rumah-rumah penduduk.
·         Ketiga, ketika pendidikan Barat tidak bersifat netral. Pendidikan Barat yang diselenggarakan oelh pihak zending dalam permulaan abag 19 sarat dengan misi penginjilan. Juga munculnya kristenisasi lewat pendirian sekolah modern Barat.
·         Keempat, adanya perjumpaan tokoh-tokoh pembaharu pendidikan Islam dengan tokoh-tokoh “nasionalis” sekuler maupun “nasionalis” religius yang dari perjumpaan tersebut mereka mempunyai angan-angan yang sama untuk bahu membahu dalam memerdekakan Indonesia. Kerja diantara mereka itu dimulai dengan membangun atau mengadakan pembaharuan pendidikan, baik pendidikan agama maupun pendidikan umum.

C.    Sejarah Gerakan modernisasi pembaharuan dunia pendidikan islam oleh Muhammadiyah

            Diawali dengan terjadinya  gerakan pembaharuan  dunia pendidikan  islam  pertama di Indonesia  oleh tokoh muhamadiyah yaitu KH Ahmad dahlan. Cita-cita pendidikan yang digagas Kyai Dahlan adalah lahirnya manusia-manusia baru yang mampu tampil sebagai “ulama-intelek” atau “intelek-ulama”, yaitu seorang muslim yang memiliki keteguhan iman dan ilmu yang luas, kuat jasmani dan rohani. Di masa  tahun 1908-1909 Ahmad Dahlan mendirikan sekolah, yakni Madrasah Ibtidaiyah (SD) dan Madrasah Diniyyah di rumahnya. Sekolah ini dikelola secara modern dengan menggunakan metode dan kurikulum baru; antara lain diajarkan berbagai ilmu pengetahuan yang sedang berlangsung di abad 20, juga penggunaan kursi, bangku serta kelas yang pada waktu itu masih dianggap asing.
            Ia sangat terkesan pada model pendidikan dari kolonial Belanda. Akhirnya ia merancang pendidikan Islam model sekolah kolonial, di mana ada penjenjangan kelas, kurikulum yang jelas dan adanya seragam sekolah. Sebagai guru di sekolah Islam, Ahmad Dahlan menjadikan model “sekolah dasar Belanda dengan Bibel” dijadikan “sekolah dasar Belanda dengan Al-Quran” hal ini dilakukan Ahmad Dahlan sebagai suatu ijtihad dalam melihat suatu realitas sosial. Salah satu usahanya dalam memajukan pendidikan Islam adalah usahanya memperbaharui sistem pendidikan yang dualistis, yaitu antara ilmu agama dan ilmu pengetahuan umum. Ia harus menyatukan sistem pendidikan Barat yang lebih mengutamakan dan mengembangkan aspek intelektual, dan sistem pendidikan Islam yang kurang mengembangkan aspek intelektual.
            Muhammadiyah didirikan oleh K.H Achmad Dahlan pada Tanggal 8 dzulhijjah 1330 H. bertepatan dengan tanggal 18 November 1912 Miladiyah. Faktor Faktor yang mendorong K.H. Achmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah antara lain:
1.      Ajaran Islam diajarkan secara tidak murni bersumberkan Al-Qur’an dan Al-Hadits, tetapi tercampur dari perbuatan Syirik, bid’ah dan Kurafat
2.      Lembaga-lembaga pendidikan islam tidak dapat memenuhi tuntutan zaman, akibat dari terlampau mengisolir diri dari pengaruh luar.
3.      Keadaan umat yang sangat menyedihkan dalam bidang social, ekonomi, politik, cultural akibat adanya penjajahan. (Amien Rais dkk, 1985:13)
            Selanjutnya dalam Anggaran Dasar Muhammadiyah Bab II pasal 3 dikemukakan maksud dan tujuan Muhammadiyah yaitu “ Menegakkan dan menjunjung tinggi Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya”(Tujuan tersebut telah dirubah dalam muktamar ke- 41 di Surakarta) (Pimpinan Pusat Muhammadiyah 1974 :8)­ dapat diperinci sebagai berikut:
1.      Mengembalikan amal dan perjuangan Umat pada sumber Qur’an dan Hadits bersih dari bid’ah dan kurafat.
2.      Menafsirkan ajaran-ajaran Islam secara modern.
3.      Memperbaharui sistem pendidikan Islam secara modern sesuai dengan kehendak dan kemajuan zaman.
4.      Membebaskan umat dan ikatan-ikatan tradisionalisme, konservatisme, taqlidisme dan formalisme yang membelenggu kehidupan umat (Amien Rais dkk, 1985: 13).
            Muhammadiyah sebagai gerakan dalam mengikuti perkembangan dan perubahan itu senantiasa mempunyai kepentingan untuk melaksanakan Amal Ma’ruf nahi Mungkar serta menyelenggarakan gerakan dan amal usaha yang sesuai dengan lapangan yang dipilihnya, ialah masyarakat, sebagai Usaha Muhammadiyah untuk mencapai tujuan tersebut diatas.
            Salah satu amal usaha yang dikembangkan oleh Muhammadiyah dalam bergerak meraih tujuannya ialah memajukan dan memperbaharuhi pendidikan, pengajaran dan kebudayaan serta memperluas ilmu pengetahuan menurut tuntunan islam. Muhammadiyah mengadakan pembaharuan pendidikan agama dengan jalan modernisasi dalam sistem pendidikan ,menukar sistem pondok dan pesantren dengan sistem pendidikan  yang modern yang sesuai dengan tuntutan kehendak jaman .Muhammadiyah mendirikan sekolah sekolah yang khas agama dan bersifat umum dari taman kanak kanak hingga perguruan tinggi .mengajarkan agama dengan cara mudah difahami,didaktis dan pedagois selalu menjadi pemikiran dalam Muhammadiyah.
            Ciri Khas pendidikan Muhammadiyah yaitu beridentitas Islam. Dasar pendidikan Muhammadiyah ialah Islam yang besumber dari Al-Qur’an dan sunah Rasul serta tujuan pendidikan Muhammadiyah adalah terwujudnya manusia muslim. Yang diharapkan Muhammadiyah adalah bahwa sekolah muhammadiyah mencerminkan pendidikan islam sebagai yang dicita-citakan yaitu melaksanakan semua komponen pendidikan islam yang mantap dan terpadu. Guru dan anak didik menghayati dan mengamalkan cara hidup, cara bergaul, cara belajar dan sebagainya sesuai dengan Islam , baik di sekolah maupun diluar sekolah. Yang membedakan sekolah Muhammadiyah dengan sekolah yang bukan Muhammadiyah ialah bahwa sekolah Muhammadiyah melaksanakan pendidikan Agama Islam yang luas dan mendalam meliputi Tauhid, Ibadah, Akhlak, dan ilmu pembantu dalam pendidikan islam serta Kemuhammadiyahan.

D.    Upaya Memajukan Pendidikan Muhammadiyah
            Didalam anggaran Dasar Muhammadiyah pasal 4 butir c ditegaskan bahwa untuk mencapai maksud dan tujuan persyarikatan Muhammadiyah maka Muhammadiyah berusaha “Memajukan dan memperbaharui pendidikan pengajaran dan kebudayaan serta memperluas ilmu pengetahuan menurut tuntunan Islam” (PP Muhammadiyah 1974:8). Beberapa Upaya yang dapat dilakukan yaitu:
1.      Reorientasi pendidikan dari pendidikan Muhammadiyah kepada nilai-nilai ke-Islaman dengan ruhul tajdidnya. Peneguhan kembali komitmen terhadap upaya tajdid atau reformasi yang berupaya pemurnian ajaran islam dengan mengembalikan kepada sumber yang murni merupakan upaya yang perlu kita sukseskan.
2.      Menciptakan suatu lingkungan pendidikan yang memungkinkan interaksi yang intensif antara murid, guru dan masyarakat dengan penghayatan dan pengamalan ajaran islam dalam kehidupan sehari-hari. Interaksi antara murid, guru, dan masyarakat sangat penting artinya untuk pengembangan pendidikan muhammadiyah.
3.      Berhubung guru-guru sekolah/dosen perguruan tinggi Muhammadiyah adalah pemegang kunci keberhasilan pendidikan Muhammadiyah maka guru sekolah atau dosen perguruan tinggi diusahakan agar lebih memahami dan mengamalkan ke Muhammadiyahan.




E.     Kesimpulan
            Pendidikan model Barat tidak dapat dipungkiri membawa pengaruh terhadap pembaharuan pendidikan Islam. Kasus Ahmad Dahlan dan Wahab Khasbullah dapat menjadi contoh bagaimana modernisasi pendidikan lewat model Barat membawa konsekuensi perubahan pendidikan Islam di Indonesia
            Kita juga tidak dapat menafikkan bagaimana para pembaharu pendidikan Islam ini dalam mendirikan sekolah-sekolah, mereka tidak melupakan usaha-usaha untuk menuju kemerdekaan Indonesia. Sosok Ahmad Dahlan dan Wahab Khasbullah adalah contoh figur-figur di kalangan santri yang sangat getol untuk memperjuangkan kemerdekaan lewat sekolah dan organisasi yang mereka dirikan.



DAFTAR PUSTAKA
1.       Tim Pembina AIK UMM. 1990. Muhammadiyah,Sejarah Pemikiran dan Amal Usaha. Pusat Dokumentasi dan publikasi UMM. Malang
2.       Mohammad Damami, MA. 2000. Akar Gerakan Muhammadiyah. Fajar Pustaka Baru. Yogyakarta.
3.       Internet Download. Modernisasi Islam di Indonesia.

| Free Bussines? |

Tidak ada komentar:

Posting Komentar